Ukuran Kualitas Pemimpin di Mata Allah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم

Salah seorang tokoh sufi di masa modern dan juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Raudatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat yaitu KH M. Luqman Hakim pernah menjelaskan, bahwa kualitas pemimpin di mata Allah bukan semata-mata dinilai dari kesalehan ritual yang ia lakukan, akan tetapi bagaimana pemimpin tersebut mampu bersikap adil, dan bertanggung jawab, serta bisa mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.

KH Luqman mengutip dari sebuah kaidah syariah, al-imam manuthun bi mashalihir ra'iyyah (pemimpin itu bertanggung jawab pada kemashlahatan rakyat).

Penulis yang juga aktif dan sudah banyak menulis buku dan menrjemahkan beberap kitab salah satu buku yang beliau tulis adalah buku yang berjudul Jalan Hakikat ini juga menegaskan, Allah SWT tidak bertanya kepada para pemimpin, "Berap juz kamu hafal ayat? Kemudian sedalam apa ilmu agamamu? Dan jamaah subuhmu bagaimana?"

“Tidak, tapi Allah SWT akan bertanya kepada para pemimpin, bagaimana nasib rakyatmu?" tutur KH Luqman dikutip NU Online lewat twitternya.

Menurut Direktur Sufi Center Jakarta ini juga mengatakan bahwa pemimpin tidak pula hanya diukur dari kapasitas intelektualnya. Tetapi sejauh mana intelektual seorang pemimpin mampu menciptakan keadilan dan kesejahteraan untuk seluruh rakyat yang di pimpin olehnya. 

KH Luqman Hakim juga mengungkapkan, satu-satunya Nabi dan Rasul yang mencalonkan diri jadi pemimpin hanyalah Nabi Yusuf as. Itu pun karena super darurat dan krisis multidimensi yang menimpa rakyat Mesir ketika itu.

“Akhirnya ditiru Gus Dur,” tandas KH Luqman Hakim.

Sumber :Jakarta, NU Online