Insya Allah

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ


Bagaimana caranya meluahkan rindu ini padamu, di saat raga dan jiwa hanya mampu terdiam kelu. Tak ada seuntai kata yang terangkai, hanya isyarat hati yang berucap tentang rindu. Dirimu begitu jauh dari ragaku, namun rasa ini teramat dekat dikalbu. Dalam hening sepi ku rindu akan hadirmu, walau hanya sekadar mengobati rasa sendu dihatiku. Bila rasa ini ada wujudnya untukmu, tak mungkin jemari sanggup melukiskan indahnya rinduku padamu. 

Ku menanti hadirmu walau raga tiada pernah tertatih untuk menunggu. Betapa sukarnya hati ini saat rindu menghampiri diriku, tiada tahu kemana diri ini akan melangkah dan menuju, hanya diam dan kembali sebagai tempat bersandarnya hatiku. Ingin rasanya aku melafadzkan kata yang indah untukmu, namun hanya diam yang memberiku arti dari luahan penantian, disaat diri  sudah tiada mampu lagi untuk bertahan, namun rasa itu hadir memberiku cahaya kehidupan. Jika engkau sadar akan rasa dihati yang terhempas kerinduan, kelak engkaupun akan mengerti arti dari sebuah pertemuan. 

Hingga kini aku tak pernah memahami apa yang di sebut rindu, aku pun tak bisa melukiskan satu kata yang tercipta dalam rindu, yang ku tahu hanya rasa yang menudungi hatiku. Betapa bersyukurnya aku pernah mengenali wanita sepertimu, hanya dengan sejenak aku pernah melihatmu, itu adalah hal terindah yang pernah ku temui dalam hidupku, walau aku tak pernah mengucapkan seuntai kata padamu, namun inilah aku yang berusaha mencintaimu dalam diamku. Kini ku sadari betapa indahnya pertemuan kala itu, hingga saat ini masih ku kenang dilubuk hatiku. 

Karenamu aku belajar arti kesabaran yang sesungguhnya, dan denganmu jualah aku mengerti arti bertahan yang sebenarnya, walaupun ku tahu engkau hanyalah perantara semata dari-Nya. Namun engkaulah anugerah terindah yang ku punya. Jika dalam kehidupan ini tak ku temui akan hadirmu, aku masih berharap akan bertemu denganmu di kehidupan yang abadi, dimana kita Insya Allah kelak akan bersama ditempat yang suci, yang dihiasi dengan taman yang indah dan telaga Mishdaq Ukhrawi.

Disini ku menanti seuntai sapa darimu, di antara desir angin yang berhembus di malam hari. Terkadang ku pandang indahnya langit bila rindu ini menaungi hatiku, berharap engkaupun menatap langit yang sama, agar rindu ini dapat kau rasakan betapa indahnya. disaat tetesan hujan jatuh membasahi bumi, namun tak sanggup menyejukkan hatiku yang rindu padamu, karena kisah tentang dirimu begitu erat dalam kehidupanku. Dengan satu rasa dalam satu cinta aku akan tetap setia padamu, dengan segala daya dan upaya akan ku jaga cinta yang suci untukmu. 

Aku ingin mencintaimu dengan cara yang biasa, karena tak ada sedikitpun kelebihan yang ku punya. Cukuplah cinta yang suci ini ku jaga karena-Nya, walau ku tahu diri ini bukanlah lelaki yang mulia, namun tiada salahnya aku belajar mencintaimu karena-Nya. Duhai engkau yang telah menudungi hatiku, disaat hadirmu begitu jauh dari kehidupanku, akan ku jaga disetiap tepian kosong dihatiku, agar cinta ini selalu terjaga untukmu. Kini ku mengerti akan hakikat cinta yang sesungguhnya, dikala hati hanya mampu bersandar dalam pinta, mengharapkan cinta ini semata diridhai oleh-Nya, dan berdoa agar engkau selalu dalam limpahan karunia-Nya, semoga Insya Allah cinta ini suci hingga kita bersama di dalam Jannah-Nya.  

"Duhai engkau yang jauh disana, engkau adalah anugerah terindah yang ku punya, izinkanlah aku menjagamu dengan segenap jiwa dan raga".


Karya : Muhammad Habibi 
( 2 Oktober 2014 )


Post a Comment

3 Comments

"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".