Alam ini sesungguhnya ada dengan penetapan Allah SWT dan dia pun akan lenyap dengan keesaan dzat-Nya.
Ibnu Atha’illah al-Askadandari
Pada mulanya, alam semesta ini tidaklah ada. Alam semesta memiliki sifat wujud dengan penatapan Allah SWT terhadapnya atau dengan penampakanNya di dalamnya. Ketetapan alam ini bersifat relatif karena tak ada yang mutlak, kecuali Dia. Oleh sebab itu, Syekh Ibnu Atha’illah pun berkata, “Alam lenyap dengan keesaan dzatNya.”
Siapa yang melihat kepada keesaan dzatNya maka ia tidak akan mendapati alam ini tetap dan berwujud. Alam memiliki sifat dengan memandang kepada keesaanNya. Menurut orang-orang "arif" keesaan maknanya adalah kemurnian, kemutlakan dan keterbebasan dari penampakan pada alam semesta.
Keesaan dalam arti itu berbeda dengan ke-satu-an karena kesatuan ialah penampakan dzat yang lahir di alam semesta sehingga alam semesta menjadi ada berdasarkan adanya Yang Maha Haq di sana. Oleh sebab itu, ,mereka berkata, “Keesaan umpama lautan tanpa gelombang, sedangkan kesatuan umpama lautan dengan gelombang.”
Bagi mereka Allah swt seumpama lautan dan alam semesta ini seperti gelombang yang digerakan oleh lautan itu. Gelombang tentu berbeda dengan lautan. Inilah tauhid orang-orang “arif”.
Di dalam kitab ini, Syekh Ibnu Atha’illah mengulang-ulang ungkapannya tentang hal ini. Beliau mengatakannya dengan berbagai ungkapan berbeda untuk mewujudkan yang benar dan menyingkirkan yang batil dari dirimu. Sebagian orang membahasnya secara khusus dalam satu karya tersendiri atau membahasnya dalam pemabahasan tentang wihdatul wujud (kesatuan wujud).
Al-Hikam | Syekh Ibnu Athaillah
Renungan Diri | Muhasabah Jiwa
0 Comments
"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".