Perbanyaklah Bertaubat

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ

https://www.muhammadhabibi.com/2019/01/perbanyaklah-bertaubat.html

Kita sebagai manusia selalu banyak salah dan lupa padaNya, sudah sepatutnyalah kita senantiasa berserah diri dan bertaubat padaNya. Siapalah kita bila dibandingkan Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Karena kita hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput akan salah dan dosa, baik salah yang tampak ataupun salah yang tak tampak. Sementara Baginda Nabi Muhammad Rasulullah SAW beliau meruapakan manusia sangat mulia dan senantiasa terjaga dari segala bentuk kesalahan dalam menyampaikan ajaran agama serta beliau terpelihara dari segala dosa. 

Karena segala gerak langkah Baginda Nabi Muhammad SAW selalu berada di bawah bimbingan wahyu Allah SWT. Walau demikian, Nabi Muhammad SAW tidak pernah henti-hentinya beristighfar serta memohon ampunan kepada Allah SWT.

Di dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa dirinya beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT lebih dari 70 kali dalam sehari.

“Demi Allah, sesungguhnya aku senantiasa beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah SWT dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Bukhari no. 6307)

Rasulullah SAW juga menegaskan dalam hadistnya yang lain dari Aghar bin Yasar RA, beiau bersabda:

“Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, karena aku bertaubat seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim no. 2702 b)

Beginilah sosok seorang bagindan Nabi Muhammad Rasulullah SAW, manusia yang sudah mendapat jaminan ampunan dari Allah SWT atas segala dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang, akan tetapi beliau masih tetap beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT lebih dari 70 kali dalam sehari. Lalu bagaimanakah dengan kita sebagai manusia biasa yang penuh akan dosa? berapa kalikah kita beristighfar kepada Allah SWT  dalam sehari semalam? Dan berapa banyak waktu yang telah kita sisihkan dalam sehari untuk mendekatkan diri kepada Allah, merenungi setiap dosa-dosa yang selalu kita lakukan?

Dua penjeasan hadist di atas menjadi dalil tentang wajibnya untuk senantiasa bertaubat dan istighfar setiap saat, kapanpun dan dimanapun kita berada. Dengan selalu beristighfar dan bertaubat merupakan bentuk kita melaksanakan perintah Allah dan meneladani Rasul-Nya. Jika Baginda Nabi Muhammad SAW saja membiasakan diri untuk selalu beristighfar dan bertaubat, tentu bagi kita apalagi, sudah tentu sangat di wajibkan.

Jujur dalam Bertaubat

Taubat hendaknya dilakukan dengan penuh kejujuran yang ditunjukkan dengan benar-benar berhenti dari berbuat dosa kecil maupun dosa besar. Orang yang lisannya mengaku bertaubat namun hatinya masih terkait keinginan untuk berbuat dosa, atau lisannya mengatakan bertaubat sementara anggota tubuhnya terus menerus berbuat maksiat, maka taubatnya tidaklah menjadi bermanfaat. 

Bahkan Taubatnya sama saja mengolok-olok Allah SWT. Karena bagaimana bisa seseorang mengaku bertaubat kepada Allah namun hatinya masih bertekad untuk berbuat maksiat, bagaimana mungkin seseorang mengatakan telah bertaubat dari maksiat sementara ia terus tenggelam dalam kemaksiatan.

Oleh karena itu, jika kita benar-benar jujur dalam bertaubat kepada Allah, maka hendaknya kita senantiasa tunjukkan kesungguhan kita dalam bertaubat dengan meninggalkan, membenci, serta menyesali perbuatan maksiat yang telah kita lakukan. Dengan begitu, mudah-mudahan Allah mencatatnya sebagai taubatan nasuha (taubatnya orang-orang yang tulus).

Jagalah selalu hubungan kita dengan Allah SWT karena sesungguhnya hanya orang-orang yang dekat dengan Allah yang akan mendapatkan nikmat dan keberkahan  dalam hidup.
Pada sejatinya:

“Jika Allah SWT mengampuni dosa seorang hamba sudah pasti Allah SWT akan mentakdirkan hamba tersebut untuk bertobat kepadanya”. Nasehat sufi

Jangan lah pernah kita pandang bahwasanya kitalah yang bertobat namun semua itu pantulan dari kasih sayang Allah SWT pada hamba yang telah di pilih olehNya. Yang terpenting dalam hidup kita pandanglah semua yang ada pada dirimu adalah atas rahmat dan kuasa Allah semata, maka dengan itu kita akan merasa hina di hadapanNya. Dan dengan senantiasa merendahkan diri kemudian Allah SWT yang akan memuliakan hamba tersebut.

Wallahu a’lam
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Renungan Diri | Muhasabah Jiwa


Post a Comment

0 Comments