Anekdot Sufi: Imam Malik dan Imam Syafii

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ
https://www.muhammadhabibi.com/2019/01/imam-malik-dan-imam-syafii.html

Guru & Murid Tertawa Karena Beda Pendapat Tentang Rezeki

Imam Malik yang merupakan guru Imam Syafii dalam majlis menyampaikan:
Sesungguhnya bahwa ada rezeki yang datangnya tanpa sebab, cukup dengan kita selalu bertawakkal yang benar kepada AllaH SWT. niscaya Allah SWT akan meberikan Rezeki. Lakukanlah apa yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus yang lainnya.

Sementara itu pendapat Imam Syafi’i ( sang murid berpendapat lain) :
Seandainya seekor burung itu tidaklah keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin burung tersebut akan mendapatkan rezeki. Kemudian Guru dan murid bersikukuh pada pada pendapatnya.

Pada suatu saat ketika Imam Syafii tengah meninggalkan pondok, Imam Syafii kemudian melihat serombongan orang-orang yang tengah memanen anggur. Beliaupun membantu mereka. Setelah pekerjaannya selesai, Imam Syafii kemudian memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.

Imam Syafii merasa bahagia, bukan lantaran karena mendapatkan anggur, akan tetapi pemberian anggur tersebut telah menguatkan pendapatnya. Bahwa jika burung tak terbang dari sangkarnya, bagaimana mungkin burung tersebut akan mendapatkan rezeki. Dan seandainya dia tak membantu memanen, niscaya dia pun tidak akan mendapatkan anggur.

Kemudian bergegas Imam Syafii menjumpai Imam Malik sang guru. Sambil meletakkan seluruh anggur yang dia dapatkan, lalu Imam Syafii pun bercerita tentang perjalanannya mendapatkan anggur tersebut: kemudia Imam Syafii sedikit mengeraskan pada bagian kalimat “seandainya saya tidak keluar pondok dan juga melakukan sesuatu (membantu orang-orang tersebut memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”

Setelah mendengar cerita tersebut Imam Malik pun kemudian tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik kemudian berucap pelan kepada Imam Syafii:

“Sehari ini aku memang tidak keluar pondok, aku hanya mengambil tugas seperti biasa sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah betapa nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Kemudia tiba-tiba engkau datang dengan membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah yang demikian ini juga merupakan bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan senantiasa bertawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukanlah apa yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

Kemudian Guru dan Murid itu tertawa. Dua Imam besar madzab yang mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama. Begitulah cara Ulama yang sesungguhnya bila melihat perbedaan, bukan dengan cara menyalahkan pendapat orang lain dan bukan pula hanya membenarkan pendapatnya saja

Semoga dapat menjadi pelajaran buat kita semua.

Renungan diri | Muhasabah Jiwa

Post a Comment

0 Comments