بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØْمنِ الرَّØِيمِ
KAUM SUFI DAN TINGKATANNYA
CIRI KEILMUAN DAN PERBUATANNYA, SERTA BERBAGAI KEUTAMAAN DAN KARAKTERISTIK MULIA YANG KHUSUS BAGI MEREKA
Menurut Syekh Abu Nashr as-Sarraj rahimahullah berkata: Tingkatan-tingkatan kaum Sufi juga sama dengan tingkatan para ahli Hadis dan ahli fiqih dalam keimanan dan akidah mereka. Kaum Sufi juga bisa menerima ilmu mereka dan tidak berbeda dalam makna dan pengertian serta ciri-ciri mereka, apabila mereka berusaha menghindari hal-hal bid‘ah dan hawa nafsu, serta mengikuti suri teladan Rasulullah SAW Sehingga mereka sama-sama bisa diterima dan cocok dalam segala keilmuannya.
Barangsiapa di antara para sufi yang tingkat keilmuan dan pemahamannya belum sampai pada tingkatan para ahli fiqih dan ahli Hadis, sementara itu keilmuannya juga belum mampu memahami dan menguasai apa yang mereka kuasai, maka ketika ia mendapatkan kesulitan hukum syariat atau batas-batas ketentuan agama, ia wajib merujuk kepada para ahli Hadis dan ahli fiqih. jika mereka sepakat, maka kesepakatan hukum itulah yang diambil.
Akan tetapi apabila di kalangan mereka terjadi perbedaan pendapat maka kaum Sufl hendaknya mengambil hukum yang tcrbaik, paling utama dan paling sempuma demi lebih berhatihati dalam menjalankan syariat agama dan dcmi mengagungkan apa yang diperintahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya dan mcnjauhi apa yang dilarang-Nya.
Dalam madzhab kaum Sufi tidak ada aturan untuk mengambil rukhshah (keringanan hukum) dan melakukan takmil-takwil (interpretasi) untuk pcmbenaran terhadap hukum, condong pada kemewahan dan menuruti hal-hal yang syubhat. Sebab hal itu merupakan pelecehan terhadap agama dan meninggalkan sikap lebih berhati-hati. Akan tetapi madzhab mereka selalu berpegang teguh pada hal-hal yang paling utama dan paling sempurna dalam masalah agama.
Inilah yang kami ketahui tentang madzhab kaum Sufi dan ciri mereka dalam mengamalkan ilmu-ilmu zhahir (syariat) yang berlaku di kalangan para ahli fiqih dan ahli Hadis. Kemudian setelah itu mereka naik pada derajat yang tinggi dan selalu bergantung pada berbagai kondisi spiritual yang mulia dan kedudukan-kedudukan yang agung dari berbagai bentuk ibadah.
hakikat-hakikat ketaatan dan akhlak yang mulia. Mereka dalam ha] ini punya kelebihan dan ciri khusus yang tidak dimiliki oleh para ahli fiqih dan ahli Hadis. Sementara itu untuk menjelaskan hal ini diperlukan waktu lama dan panjang. Hanya saja saya ingin menjelaskan salah satu sisi dari corak perbuatan mereka, sehingga dengan apa yang saya sebutkan ini Anda bisa melacak apa yang belum saya sebutkan -Insya Allah.
Sumber : Kitab Al-Luma'
Karya : Syekh Abu Nashr as-Sarraj
Ditulis ulang oleh : Muhammad Habibi
0 Comments
"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".