بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØْمنِ الرَّØِيمِ
Begitu hening kurasakan malam ini, entah apa yang tengah bergumam dihati. Rasaku yang membuncah seolah tak bertepi, menelantarkanku terlena dalam larutnya sunyi. Bumi pun seakan tak berputar lagi, menghayutkan segenap perasaan dihati, begitupun dengan rindu yang menyapa jiwaku.
Ku coba luahkan segala derita pada heningnya malam, ku kisahkan segala cerita yang tersimpan dipalung hati yang terdalam. Namun hanya mampu memejamkan mataku, dikala lisan pun telah letih untuk berucap. Karena hanya dengan diamlah, untaian tersirat memberi makna yang hakikat.
Rembulan yang ku pandang tak seindah wajah yang tersimpan, ia menari didalam hatiku dengan sejuta harapan. Kehadirannya telah membuka tirai kebahagiaan yang tersimpan. Membasuh luka yang tergores oleh cinta yang dusta, dihiasinya dengan kejujuran hati yang apa adanya.
Rindu…
Begitulah namamu yang selalu tersebut dihatiku, walaupun tanganku tak kuasa untuk mendekapmu, begitupun dengan ragaku, yang belum mampu untuk menemani harimu, karena jarak ini tengah menguji ketulusanku. Tapi yakinlah…jiwaku menyertai setiap langkah kehidupanmu, hatiku selalu menyebut namamu dalam lirih doa’ku.
“Kemanapun engkau pergi, dan dimanapun engkau berada, aku selalu rindu akan dirimu”
Tahukah kiranya engkau rindu…
Sejak awal perkenalan itu, hati dan jiwaku berdebar tak menentu. Sungguh terpesona diriku akan eloknya budimu, begitu jua dengan lembutnya tutur katamu. Sungguh baik hatimu rindu, atas kepercayaan yang kau berikan padaku, kepada lelaki yang tak kau kenal sebelumnya.
Terlalu banyak yang ingin ku sampaikan padamu, bahkan tak ada lagi kata yang terindah, yang sanggup melukiskan tentang dirimu. Namun sadarilah rindu, saat pertama kalinya aku mengenalmu, sejak saat itu pula hatiku berperang begitu hebatnya, rindu dan kerisauan selalu mengusik hatiku. Begitu resah rasanya, jika sesaat saja tak ku terima kabar darimu.
Rindu…
Dengan segala penantian yang kusimpan untukmu, tak henti-hentinya aku berdoa’ menyebut namamu. Agar kiranya kebaikan hidup senantiasa dicurahkan Tuhan padamu. Mungkin aku hanyalah seorang lelaki yang baru dalam hidupmu. Tapi percayalah…kesungguhanku kusertakan dengan segenap ketulusanku.
“Karena dirimu yang kusebut rindu didalam doa'ku”.
Karya : Muhammad Habibi
( 31 Oktober 2015 )
6 Comments
Suara hati yang bergetar, menitikkan air mata merah yang keruh, dalam sunyi akupun juga merindukan Dia... kapan bertemu,,,
ReplyDeleteMakasih tulisannya, ,,,
Sama-sama :)
DeleteDalem banget mas
ReplyDeleteTerima kasih :)
DeleteRindu yang begitu hebat.
ReplyDeletedalam banget
ReplyDelete"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".