Pergantungan Hatiku

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ


Pergantungan hatiku…

Gemetar tanganku pertama kali hendak menulis surat ini untukmu, begitu banyak yang terasa dihatiku, tapi tak tahu hendak memulai dari mana. Telah ku lukiskan ketulusan yang begitu agung untukmu, dan adapun seluruh hatiku telah kuberikan padamu. Kemana lagi langit tempat ku bernaung, setelah engkau pergi memupuskan pengharapanku. Telah tergantung seluruh impianku didalam jiwamu, namun apalah artinya hidup ini, jika kau mengkhianati namaku dihatimu.

Sungguh besar sekali harapanku hendak hidup didekatmu, merajut bahtera cinta yang sesungguhnya bersamamu. Akan berkhidmat kepada cintamu dengan segenap daya dan upayaku, akan ku haturkan seluruh cinta yang ada didalam jiwaku, dan semua itu hanyalah untukmu. 

Tapi mengapa kau hukum aku, dengan hukuman yang teramat kejam. Kau campakkan seluruh harapan yang terpatri dihatiku, kau renggut segenap mimpi yang ada dijiwaku. Balasan yang mungkin tak bisa ku lupakan sepanjang hayatku.

Percayalah…

Engkau telah memperoleh hati seorang pemuda yang masih suci bathinnya, yang tak pernah ia berikan ketulusan cintanya, sebagaimana yang telah engkau peroleh darinya. Yang selama ini berkelana mencari cinta yang sejati, namun dikala dirimu datang, kau beri pengharapan yang begitu besar, namun dengan pengharapan itu pula, kau tega menghancurkan seluruh ruang didalam jiwanya. 

Percayalah…

Didalam jiwaku ada kekayaan yang besar yang engkau sangat butuh padanya, yang tak pernah kuberikan sebelumnya pada wanita selain dirimu, ialah kekayaan cinta. Dan saya pun sangat yakin, engkau membutuhkan kekayaan cintaku. Bila benar aku tak diharapkan lagi ada dalam hidupmu, aku pun tak akan memaksa, membuka pintu yang telah tertutup untukku.

Namun ingatlah, jika aku tiada dalam hidupmu, engkaupun belum tentu menemukan ketulusan hati, yang insyaAllah setulus hatiku menyayangimu. Tapi mengapa engkau begitu tega, merenggut seluruh pengharapan yang kuberikan padamu. Engkau hempas hatiku seolah tak ada lagi semangat dalam jiwaku, engkau patahkan seluruh tekad dan cita-citaku. Begitu kejam kau hukum aku, dengan hukuman yang menyayat hatiku.

Adakah kau tahu, hai kekasihku…

Siapakah lelaki yang kau rusak pengharapannya? yang engkau beri kata yang teramat pedih dalam hidupnya, bahkan kau remuk jiwanya dengan tiada belas kasih.

Lelaki itu tiadalah hanya tinggal tubuhnya saja, namun telah hilang kekuatan di jiwanya. Telah sirna seluruh perasaan di hatinya, tiada lagi cinta yang tersisa di relungnya. Inilah lelaki yang telah kau beri harapan yang begitu indah, kau ulurkan kedua tanganmu yang penuh kasih, memberi secerah kebahagiaan. Namun dengan kedua tangan itu pula, kau tusuk jantungnya dengan sedemikian kejam, hingga sirna kekuatan yang ada dibathinnya, pupus seluruh harapan yang hanyut beserta jiwanya. 

Tapi sungguh pun demikian, harapan yang kau hempaskan beserta jiwaku, seluruh kesalahanmu telah ku maafkan. Biarlah duka ini jadi kisah pilu didalam hatiku, kisah yang akan ku bawa sepanjang hayatku. 

Kekasihku…

Apalah arti harta yang melimpah ruah, kemasyhuran yang bisa diraih didunia, jika dirimu tak ada didekatku. Bagiku, tak ada kekayaan yang lebih mulia dibandingkan kekayaan cinta. Didalam cinta, kau dapat merasakan anugerah Tuhan yang paling agung, dimana ketentraman dan kedamaian menghiasi hatimu, bahkan jika cinta hilang dari kehidupan, maka hilang pula lah makna hidup yang sesungguhnya. 

Selamat tinggal, kekasihku. Selamat tinggal, wahai wanita yang kucintai di alam ini. 

Jika kelak aku tak ada lagi dalam hidupmu, cukuplah doa jadi perantara kala aku mengahadap Tuhan, mengharapkan kebaikan selalu tercurahkan sepanjang hidupmu. 

Selamat tinggal, wahai wanita yang ku cintai di alam ini. dan biarlah ku akhiri surat ini, dengan ungkapan yang baik yang ku sampaikan padamu, bahwa aku sayang dan cinta akan dirimu. 

( 12 Oktober 2015 )

Post a Comment

3 Comments

  1. suka dengan kalimat ini:

    Siapakah lelaki yang kau rusak pengharapannya? yang engkau beri kata yang teramat pedih dalam hidupnya, bahkan kau remuk jiwanya dengan tiada belas kasih.

    kayak kta pujangga.

    ReplyDelete
  2. setiap membaca tulisan terasa hati sedih dan bahgia, begitu penuh makna semua kata yang tersusun di dalamnya.

    ReplyDelete
  3. karya yg sungguh hebat, sangat menyatu di hati saat bacanya

    ReplyDelete

"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".