Adat yang Tak Menjulang

بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْمنِ الرَّØ­ِيمِ


Telah kusematkan harapan yang begitu mulia untukmu, telah ku pahat bahasa yang begitu indah dihatiku. Tiada kalimat yang mampu menyempurnakan bahasaku kecuali cintamu, dan tak adapula isyarat yang sanggup menyamai kesungguhan niatku. Sungguh besar sekali tekadku hendak hidup bersamamu, memadu indahnya jalinan kasih sampai ke akhir hayatku. Namun inilah nyatanya, cintaku tak sanggup menembus cakrawala budayamu. 

Ingin rasanya aku menyampaikan segenap kegundahan hatiku padamu, karena bagiku engkau adalah titik cahaya dari pengharapanku. Janganlah kau renggut segala yang terpatri mulia dihatiku. Ku ingin kau melengkapi setengah dari lukisan tekadku, walaupun badai yang menghadang sungguh tinggi menjulang.

Kepada siapa lagi aku hendak mengadu kalau bukan padamu, duhai permata hatiku. Janganlah kau patahkan seluruh semangat cintaku, aku datang bukan untuk menghancurkan budayamu dan budayaku. Tapi aku hadir dengan tekad dan niat yang sungguh suci untukmu. Aku tahu,,,segala yang ku lakukan akan mendatangkan badai besar bagiku, namun masih ada tempat bagiku untuk berpijak dan bernaung.

Janganlah kau risaukan badai yang datang untuk mengambil kebahagiaan cinta, karena ku yakin engkau adalah seorang wanita yang mengerti dan taat agama, walaupun aku masih mengenal luaranmu saja, tapi hatiku berucap jujur seperti itu adanya. Aku hanya meminta padamu, jagalah pengharapan yang ku gantung padamu, janganlah kau hempas kesucian harapanku, hingga ia membuatku tak berdaya. 

Sekian lama ku pendam segala cerita dan derita, dalam meniti langkah untuk mencintaimu. Dan senantiasa berharap kembali kerumah yang sesungguhnya, dikala dibukakan pintu hatimu dan menyuruhku masuk ke dalamnya. Engkaulah alasanku untuk tetap bertahan pada keyakinanku, dan engkau jualah wanita yang sangat aku cintai di alam ini. 

Aku bukanlah bermaksud memintamu dengan cara melanggar adatku, karena aku sadar, aku dibesarkan dan tumbuh di lingkungan yang beradat. Dan aku bukan pula menyuruhmu untuk menentang adatmu. 

Tapi bukankah aku masih bisa memilikimu dengan cara agamaku…? 

Aku sangat memuliakan suku dan budaya yang ada di antara kita, namun agama juga menuntunku, untuk mencari wanita yang membuatku lebih beradab padaNya. Maafkanlah diriku dengan segala kedhaifan ini, aku hanya meminta engkaulah permata terakhirku dari Tuhan. Dan memohon supaya menyatukan dua hati yang terpisah menjadi ikatan yang abadi. Sejak pertama aku mengenalmu hingga saat ini, engkaulah pelita yang mampu menyinari jalanku, agar tak tersesat pada cinta yang salah. 

Bukan segala kepunyaanmu yang menyilaukan hatiku, bukan pula segala kesempurnaanmu yang menutupi nuraniku, tapi dari sinaran matamu, aku melihat kejujuran dan budi pekerti yang luhur, bahkan itupun lebih dari sempurna dimata batinku. Tak ada yang abadi jika pengharapanku hiasan dunia darimu, namun jika hiasan akhirat yang ingin ku raih bersamamu, InsyaAllah jalan yang berliku begitu mudah untuk ditempuh, duri-duri dunia yang sungguh tajam tak akan terasa, meskipun menghancurkan telapak kaki kita, bahkan badai besar yang menghadang di depan pintu cinta kita, hanya akan bisa dipulihkan dengan agama.

Karena itulah aku sangat berharap padamu…

"Permata Hatiku".

( 24 Agustus 2015 )

Post a Comment

4 Comments

  1. Agama tu lebih tinggi dari apapun bang.

    ReplyDelete
  2. Iya, krna agama itu nomor satu dari apapun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu benar sekali, tiada yang melebihi agama. karena hanya agama yang bisa membawa kita ke jalan Alah SWT.

      Delete

"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".