MENGAPA MEREKA DISEBUT DEMIKIAN DAN DINISBATKAN PADA PAKAIAN INI
Menurut pendapata dari Syekh Abu Nashr as-Sarraj Rahimahullah beliau berkata: Jika ada salah seorang seseorang bertanya, “Para ahli Hadis telah dinisbatkan pada keilmuannya yaitu Hadis, para ahli fiqih dinisbatkan pada fiqih. Lalu kenapa Anda menyebut orang-orang Sufi dengan ash-Shufiyyah (kaum Sufi) dan tidak menisbatkannya pada kondisi spiritual atau keilmuan tertentu. Kenapa anda tidaklah menisbatkan mereka pada kondisi spiritual tertentu, sebagaimana Anda menisbatkan zuhud pada mereka yang ahli zuhud (az-Zuhhad) atau tawakal pada orang-orang yang bertawakal (al-Mutawakkilin) atau sabar untuk mereka yang bersabar (ash-shabirin)?” Maka sebagaimana jawabannya yaitu karena kaum Sufi tidak mengkhususkan diri pada disiplin ilmu tertentu. Mereka juga tidak memiliki ciri tertentu dari ciri-ciri kondisi dan kedudukan spiritual.
Sebab mereka merupakan tambang semua ilmu dan tempat berlabuh semua kondisi spiritual yang terpuji, akhlak yang mulia, baik mereka yang sudah berangkat lebih awal atau mereka yang baru memulai. Mereka selalu “bersama” Allah SWT. dalam bergerak dan berpindah dari satu kondisi spiritual tertentu kc kondisi spiritual yang lain. Mcreka selalu berusaha meraup kelebihan-kelebihan tingkat dan kedudukan di sisi Allah. Ketika mereka dalam kondisi hakikat, mereka pun tidak bcrhak menyandang suatu predikat tertentu.
Oleh karenanya saya tidak menisbatkan suatu kondisi spiritual atau keilmuan tertentu untuk mcreka. Sebab jika setiap waktu saya harus menisbatkan untuk mereka suatu kondisi spiritual tertentu yang lebih sering mereka alami, dari berbagai kondisi spiritual, akhlak, ilmu dan amal, lalu saya memberi predikat kepada mereka dengan kondisi tersebut. tentu dalam setiap waktu saya harus memberikan predikat yang bcrubah-ubah sesuai dengan kondisi spiritual yang sering mereka alami pada saat itu.
Dan apabila ketika semua itu tidak mungkin untuk dilakukan, maka mereka saya nisbatkan pada pakaian luar mereka. Sebab cara bcrpakaian dengan mengenakan pakaian shuf (wool) idalah kebiasaan para Nabi AS, dan simbol (syiar) para wali dan orang-orang bersih, sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat.
Dan tatkala mereka saya nisbatkan pada kulit luar pakaian, maka nama yang serba memungkinkan dan umum, menggambarkan tentang semua amal, akhlak dan kondisi-kondisi spiritual yang mulia dan terpuji. Apakah Anda tidak memperhatikan, bahwa Allah SWT menyebut sekelompok orang khusus dari para pengikut Nabi Isa AS yang sangat setia dengan menisbatkan mereka pada pakaian luarnya. Allah swt. berfirman:
"Dan ingatlah tatkala ’al-Hawariyyun berkata". (Q.s. al-Ma’idah: 112).
Al-Hawariyyun berarti orang-orang yang mengenakan pakaian putih bersih. Kemudian Allah SWT pun juga menisbatkan mereka pada pakaian yang dikenakannya, dan tidak menisbatkan pada salah satu ilmu, amal atau kondisi spiritual tertentu yang menjadi ciri perilaku mereka. Maka demikian pula menurut hemat kami yang terjadi pada kaum Sufi. Dan hanya Allah Yang Mahatahu.
Karena mereka dinisbatkan pada lahiriah ataupun yang tamppak pad pakaian yang mereka kenakan, dan tidak dinisbatkan pada ilmu atau kondisi spiritual tertentu yang menjadi ciri perilaku mereka. Sebab mengenakan pakaian shuf(wool) adalah kebiasaan para Nabi AS serta orang-orang jujur dan simbol orang-orang miskin yang tekun beribadah.
Sumber : Kitab Al-Luma'
Karya : Syekh Abu Nashr as-Sarraj
Ditulis ulang oleh : Muhammad Habibi
0 Comments
"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".