Sebelum dan setelah awal dan akhir
aku semayam di mutiara yang tak terkhayalkan
sekalipun dalam mimpi
sebab jiwa keghaiban yang tak tertulis
dalam cairan samudera
masih terbayang di mutiara AL Haq
yang menjadi pila Iradah-iradah
maujudnya kasat cahaya
yang kemilau di dasar samudera
Beribu-ribu abad Nur aku mencarinya
jauh menusuk batas-batas ketiadaan
wujud dalam pikiran
waktu dalam khayalan
warna dalam impian
musnahnya musnah fana...
Takku kenal lagi saat tanpa ketika itu
bentuk dan rupa
indah dan rasa
bahkan siapa?
Tiba-tiba hasratku menggebu tak terderu
mendengar bunyi yang jatuh di lantai hati
Perkasa dan Lembut Membelai
Siapakah yang menanggung beban rinduku,
dan dendamku yang di selimuti tirai kasihku?
sipakah yang menerima kembang pertama dan terakhirku?
siapa?
piala keabadian yang ku ukir di atas lembar-lembar daun langit.
bertulis surat-surat cinta yang Agung
dalam kesendirianku?
siapa?
Semua, dan segala yang berbayang dan berukuran
hanya membisu dalam tembok-tembok sunyi
Bukit-bukit daun dan putik bungan sekalipun
bahkan percik air yang terakhir
dan tujuh samudera sekalipun
tanah, hawa, api dan air
tertunduk kelu
akan keagungan rindu dari kembang Arasy
"Betapa tak layaknya keagungan iti pada kami"
Arasy bergetar ketika seruling yang membuluh kerinduan
tak terperi jua air mata yang menjadi tujuh samudera
dari air mata cinta
tiba-tiba bergelegak ke angkasa
Tiba-tiba namaku tergurat abadi
lewat Qalam dilembar-lembar Lauh
Namaku di sebut-sebut dalam sunyi GhaibNya
sunyi yang melebihi pekat segala
lebih dari khayalan kekosongan
"Telah Kusebut namamu lewat bisikan dan bunyi lirih
KemahaanKu sebelum kau panggil namaKu
lewat gelegak gelombang tujuh samudera
airmatamu...
Hanya hijab-hijab kerinduan ini
yang mengental cintaKu padamu
sampai bisikan dan kalamKu pun tak terdengar
apalagi terbaca di bola matamu
Namun siapa yang mengingkari
betapa cahaya di matamu itu
adalah siksaan panjang dari kesepian
yang di redupkan?
Siapa yang mengafiri taman cinta kasih
yang di gairahkan nafiri hati?
siapa?"
sekalipun dalam mimpi
sebab jiwa keghaiban yang tak tertulis
dalam cairan samudera
masih terbayang di mutiara AL Haq
yang menjadi pila Iradah-iradah
maujudnya kasat cahaya
yang kemilau di dasar samudera
Beribu-ribu abad Nur aku mencarinya
jauh menusuk batas-batas ketiadaan
wujud dalam pikiran
waktu dalam khayalan
warna dalam impian
musnahnya musnah fana...
Takku kenal lagi saat tanpa ketika itu
bentuk dan rupa
indah dan rasa
bahkan siapa?
Tiba-tiba hasratku menggebu tak terderu
mendengar bunyi yang jatuh di lantai hati
Perkasa dan Lembut Membelai
Siapakah yang menanggung beban rinduku,
dan dendamku yang di selimuti tirai kasihku?
sipakah yang menerima kembang pertama dan terakhirku?
siapa?
piala keabadian yang ku ukir di atas lembar-lembar daun langit.
bertulis surat-surat cinta yang Agung
dalam kesendirianku?
siapa?
Semua, dan segala yang berbayang dan berukuran
hanya membisu dalam tembok-tembok sunyi
Bukit-bukit daun dan putik bungan sekalipun
bahkan percik air yang terakhir
dan tujuh samudera sekalipun
tanah, hawa, api dan air
tertunduk kelu
akan keagungan rindu dari kembang Arasy
"Betapa tak layaknya keagungan iti pada kami"
Arasy bergetar ketika seruling yang membuluh kerinduan
tak terperi jua air mata yang menjadi tujuh samudera
dari air mata cinta
tiba-tiba bergelegak ke angkasa
Tiba-tiba namaku tergurat abadi
lewat Qalam dilembar-lembar Lauh
Namaku di sebut-sebut dalam sunyi GhaibNya
sunyi yang melebihi pekat segala
lebih dari khayalan kekosongan
"Telah Kusebut namamu lewat bisikan dan bunyi lirih
KemahaanKu sebelum kau panggil namaKu
lewat gelegak gelombang tujuh samudera
airmatamu...
Hanya hijab-hijab kerinduan ini
yang mengental cintaKu padamu
sampai bisikan dan kalamKu pun tak terdengar
apalagi terbaca di bola matamu
Namun siapa yang mengingkari
betapa cahaya di matamu itu
adalah siksaan panjang dari kesepian
yang di redupkan?
Siapa yang mengafiri taman cinta kasih
yang di gairahkan nafiri hati?
siapa?"
Sumber
dan karya Guru : KHM. lukman Hakim Ph.D
Ditulis Ulang Oleh : Muhammad Habibi
8 Comments
Mohon tanya apa yang dimaksd dengan..
ReplyDeleteTakku kenal lagi saat tanpa ketika itu
bentuk dan rupa
indah dan rasa
bahkan siapa?
semoga ada pencerhan...
Itu adalah umpama bagi seorang hamba yang telah fana terhadap dirinya sendiri, ia tak lagi melihat dirinya, yang terlihat hanyak afa'l dan asmanya Allah semata.
Deleteitulah sedikit penjelasan dari saya hamba yang fakir akan ilmu...
Terima kasih atas penjelasannya smoga kita slalu melihat semuanya dari Allah dan kembali pada Allah semata.
DeleteDi tunggu artikel selanjutnya.
Alhamdulillah kita hanyalah hamba Allah yang senantiasa terus belajar dan banyak melakukan kesalahan. oleh karena itu jangan lupa untuk terus berserah diri hanya pada Allah semata.
DeleteInsya Allah akan bagikan artikel selanjutnya untuk sekadar berbagi.
Bagus artikelnya...
ReplyDeleteBnyak rahasia atas semua ciptaan Allah...
Terima Kasih :)
DeletePecerahan yang bermanfaat.
ReplyDeletesemoga dapat pencerahan dari sang Mursyid
Delete"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".