بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØْمنِ الرَّØِيمِ
Dalam doa, ku titipkan rindu ini untukmu yang jauh disana, tatkala terdiam ku sebut namamu, terukir indahnya kata yang begitu merdu. Terkadang ingin ku menerka hati, yang tersembunyi di saat heningnya malam. Hingga terucap seuntai doa yang begitu indah dalam mahabbah rinduku.
Naluriku berkata...
Dalam istikhorahku, senantiasa terucap hanya satu nama, walau tak bersuara, namun merdu bersenandung di hati. Di malam sunyi yang penuh doa, ku memohon petunjuk-Nya, berharap rasa ini tiada dusta semata, agar kekal selamanya. Ku terdiam kala hati menyebut namamu, tersentak rasa di dada yang menggebu. Diri yang begitu lemah membendung asa, terkadang ku bertanya, apakah hati ini sungguh lemah karenanya? Disaat jiwa tak mampu menahan indanya buncahan rindu padamu.
Hati menyakini dirimu ada, walau bukan segala-galanya. Namun betapa malu nya diri ini pada-Nya. Disaat hati selalu menjerit karena rindu padamu, seakan tak bisa ku tepis rasa ini, walau dengan segala cara yang ku miliki. Telah banyak ku tuliskan indahnya syair yang begitu merdu, Namun hanya diam dalam doa, yang selalu menghapus raguku.
Duhai engkau yang hatiku merindu karenanya...
Ku tahu segala sesuatu terjadi karena izin Allah Azza Wa Jalla. Ku mengerti rasa ini datang dariNya, ku takut semua ini menjadi hijabku dari Rahmat-Nya. Walau ku sadari, betapa sukarnya hati ini membendung rindu padamu. Sejenak ku terdiam, malu atas segala rasa yang menggebu, karena tak ingin rasa ini dapat melumpuhkan hatiku.
Duhai Engkau yang menyejukkan rasaku...
Ku bermohon pada-Mu di setiap hening malamku, atas segala khilafku mendustai hati. Rasa yang membuatku lebih indah mengingatnya dari pada mengingatMu. Hati terlalu lemah saat rindu menghampiri, sedangkan ku tahu semua itu Dari-Mu. Ku tak ingin larut dan tenggalam dalam lembah cinta hambamu. Namun ku tahu betapa sulitnya, kala irama rindu menyapa hatiku. Dengan ketidak berdayaan ku memohon pada-Mu, agar rasa ini tak menjadi hijabku dari rahmat-Mu.
Betapa indahnya dosa ku pandang anugerah, walau hanya sekadar hati yang meluah. Jika boleh ku meminta, berharap pertemuan ini datang di saat ku siap jiwa dan raga, di kala ku bisa menjadi imam terindah baginya. Tidaklah mungkin hanya segenggam cinta yang ku bawa, bila ku tahu diri ini hanyalah lelaki biasa. Juah dari kata berakhlak dan mulia, apalagi menjadi imam yang baik untuknya.
Rasa yang singgah disaat ku belum seutuhnya mampu, namun ada hikmah di setiap anugerah dari-Mu. Rasa syukur dari relung hatiku yang teramat sangat pada-Mu, atas limpahan rasa pada seorang wanita seperti dirinya. Walau saat ini belum di pertemukan oleh-Mu. Ku menantinya, dengan segenap asa yang tersimpan di hati, ku menunggunya, dengan segenap jiwa dan raga yang ku miliki. Karena darinya ku belajar arti cinta yang sesungguhnya.
Duhai engkau yang menghiasi hatiku...
Tiada ingin ku berpaling dari indahnya rasa yang ada, walau ku tahu diri ini lemah dan tak berdaya. Karena ku ingin belajar mencintaimu karena-Nya. Bila nanti kau jadi amanah bagiku, atas izin dari-Nya, aku akan menjaga dan mendampingimu dengan rasa yang seutuhnya. Karena ku percaya, tiada mungkin tulang rusuk tak akan kembali ketempatnya. Itu semua telah di atur atas kehendak-Nya, jauh sebelum kita dilahirkan oleh yang maha Kuasa.
Karya: Muhammad Habibi
( 4 April 2014 )
1 Comments
subhanallah...
ReplyDelete"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan".